PERAN WANITA PADA MASA KEKINIAN

            Wanita merupakan salah satu bagian dari sebuah pergumulan kehidupan di dunia ini, wanita merupakan sosok sempurna yang turut mengisi fase perubahan yang terjadi dari dulu kala hingga sampai pada saat ini. Wanita pada zaman dahulu dipandang sebagai kaum yang berada dibelakang langkah seorang laki-laki/pria, posisi yang seakan ter-marginalkan hanya karna faktor gender, hanya karna sebuah cara pandang yang menganggap secara kodrati wanita adalah kaum yang menginduk pada kaum laki-laki. Seringkali hanya karna faktor fisik wanita yang dinilai lebih lemah, wanita dipandang sebelah mata untuk berada tepat setara dengan laki-laki yang memiliki kekuatan lebih secara fisik. Wanita pada masa lampau seakan terkungkung dalam sebuah sangkar yang mengurung ruang gerak mereka sebagai kaum yang merdeka, kaum yang setara, kaum yang memiliki hak yang sama. Di Indonesia sendiri, wanita dahulu kala juga dipandang sebagai kaum nomor 2 setelah laki-laki/ pria, mereka dipandang harus mengikuti takdir yang menentukan mereka sebagai pengikut dari seorang laki-laki yang memimpin di depan. Indonesia masa lampau memanglah memberikan cermin betapa wanita memiliki porsi yang berbeda dengen seorang laki-laki, seorang laki-laki / pria pada zaman dulu selalu menjadi prioritas dalam segala hal. Contoh kecilnya adalah manakala laki-laki lebih dipentingkan soal pendidikan, laki-laki menjadi kaum yang memiliki hak lebih untuk mengenyam pendidikan sedangkan wanita yang duduk manis di rumah utnuk sekadar “menikmati” hidup yang stagnan tanpa sebuah pergolakan. Wanita di Indonesia pada masa lampau menjadi golongan “tiri” yang terpinggirkan, hanya “dipingit” sebagai gadis rumahan yang tidak tahu langit biru di luar sana, gunung menjulang tinggi di pelupuk mata, samudra yang gagah menyelimuti bumi. Wanita seakan menjadi kaum yang “buta” dan “tuli” dengan dunia luar karna dikerdilkan haknya, dikebirkan perannya pada masa itu.

            Namun hal tersebut yang terjadi di Idnonesia pada akhirnya menstimulus salah seorang wanita yang begitu heroik untuk berinisiasi memperjuangkan hak-hak dan harkat martabat kaum wanita agar mendapat tempat yang sejajar dan setara secara sosial. R.A Kartini namanya, beliau adalah gadis nusantara yang memiliki idealisme kuat dan niat serta hasrat yang luhur untuk mengubur status wanita “keduluan” yang manis oleh dunia rumahan yang tanpa rasa. Perjuangan seorang Kartini akhirnya membuahkan hasil dengan menyadarkan bahwa wanita memiliki tempat dan posisi yang setara dan sejajar dengan kaum laki-laki, hal tersebut menjadia sebuah tonggak sejarah di mana wanita mulai mengukirkan peran strategisnya dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia ini. Sejak saat itu wanita menjadi kaum yang “merdeka” untuk menentukan jalan yang dipilihnya.

            Seiring perkembangan zaman, peran seorang wanita tidak bisa lagi diremehkan bahkan peran seorang wanita pada masa kekinian begitu strategis dan krusial. Wanita yang dulunya hanya menjadi kaum rumahan yang hanya bisa duduk manis sekarang ini menjadi superhero yang memiliki daya pengaruh yang amat luar biasa. Dan yang dulunya hanya menjadi golongan yang hanya tahu betul tentang dapur pada saat sekarang ini berubah menjadi golongan tulang punggung yang turut memikul beban kehidupan sebuah keluarga.

Foto: Potret wanita kekinian berperan sebagai tulang punggung keluarga

 Posisi-posisi strategis dan vital juga menjadi porsi yang sekarang ini nyaman ditempati kaum wanita. Wanita-wanita yang menyebut dirinya sebagai wanita karir sekarang ini digandrungi sebagai bargaining position pada lingkungan sosial, wanita-wanita tersebut sibuk dengan aktivitas yang begitu tinggi untuk bergelut meningkatkan kapasitas kostribusinya. Pada era sekarang ini juga laki-laki tidak lagi menjadi kaum nomor 1 yang menduduki kursi puncak pimpinan untuk melangkah paling depan dibandingkan kaum wanita, begitu banyak wanita yang saat ini berada di puncak pimpinan untuk memimpin.

            Bahkan tercatat beberapa tokoh wanita yang amat sangat berpengaruh di dunia misalnya kanselir Jerman yang bernama Angela Merkel dan Perdana Menteri Thailand yang begitu terkenal dengan kecantikannya yakni Yingluck Shinawatra, serta salah seorang wanita yang cukup populer di Indonesia yakni mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani yang sekarang menempati posisi strategis di World Bank (Bank Dunia) didaulat sebagai wanita-wanita yang dinilai berpengaruh di dunia diukur dari visibilitas dan dampak ekonomi. 

Foto: Angela Merkel (kiri), Yingluck Shinawatra (tengah), Sri Mulyani (kanan)

Di Indonesia sendiri juga pernah mengalami tonggak dimana bangsa besar ini dipimpin oleh seorang wanita yakni Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden Republik Indonesia setelah Gusdur. Pada saat sekarang ini juga tercatat begitu banyak kepala daerah di Indonesia yang dijabat oleh seorang wanita, kurang lebih ada 16 kepala daerah wanita yang memimpin daerah-daerah di penjuru nusantara ini.

Nama	Jabatan
Airin Rachmi Diany	Walikota Tangerang Selatan
Anna Sophanah	Bupati Indramayu
Atty Suharti Tochija	Walikota Cimahi
Christian Euginia Paruntu	Bupati Minahasa Selatan
Idza Priyanti	Bupati Brebes
Indah Putri Indriani	Wakil Bupati Luwu Utara
Juliarti	Bupati Sambas
Neneng Hasanah Yasin	Bupati Bekasi
Ni Putu Eka Wiryastuti	Bupati Tabanan
Ratu Atut Chosiyah	Gubernur Banten
Rina Iriani	Bupati Karanganyar
Rita Widyasari	Walikota Kutai Kartanegara
Tri Rismaharini	Walikota Surabaya

 

Foto: Christian Euginia Paruntu – Bupati Minahasa Selatan (kiri), Tri Rismaharini – Walikota Surabaya (tengah), Airin Rachmi Diany – Walikota Tangerang Selatan (kanan)

Begitu krusial peran seorang wanita pada masa kekinian hampir di semua sektor dan bidang, status dimana yang dulu hanyalah sebagai kaum “tiri” sekarang ini betransformasi menjadi kaum superhero yang memegang peran penting, dan wanita sekarang ini seutuhnya menjadi kaum merdeka yang setara, sejajar, dan sama derajatnya.

\

 

Oleh : 

Zulfi Trio Pramono

Cp. 085728751418

Tulisan ini seluruhnya tanggung jawab penulis