Jumat, 02 Mei 2014

PERINGKAT DASAR DARI PENDIDIKAN DASAR INDONESIA

Pendidikan merupakan kunci penting dalam setiap peradaban bangsa. Bahkan cita-cita luhur suatu bangsa yang tertuang dalam falsafah dan dasar negaranya akan berhasil diwujudkan manakala instrumen perwujudannya ditopang oleh sistem pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan yang baik. Memasuki millennium ketiga, pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan demokrasi dan reformasi yang kesemuanya itu hanya dapat dimulai dengan adanya kesadaran untuk membangun pendidikan yang baik dan berkualitas.
Sebagai pihak yang mengemban mandat dari rakyat, pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan kebijakan pendidikan di Indonesia setiap tahunnya. Fasli Djalal dan Dedi Supriyadi, dalam bukunya Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, menjelaskan (memasuki era reformasi) bagaimana pemerintah melaksanakan reformasi politik pendidikan di Indonesia. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan setidaknya meliputi empat aspek utama, yaitu kurikulum, tenaga pendidik, sarana pendidikan, dan kepemimpinan satuan pendidikan. Sayangnya, tawaran pemikiran konsep yang baik di atas tidak diimbangi dengan praktik lapangan yang nyata. Belum lagi adanya praktik tindak pidana korupsi dalam tubuh Kementerian Pendidikan Nasional membuat politik pendidikan Indonesia menjadi semakin kompleks. Konsekuensinya, praktik yang kurang maksimal dalam politik pendidikan membuat pendidikan Indonesia menjadi tertinggal dari negara lain, tidak hanya mengenai kualitas pendidikan itu sendiri namun juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa, yang berdasarkan pada data dari Global Competitiveness Report, di tahun 2008, daya saing Indonesia hanya berada di peringkat 55 jauh dibawah Singapura, Malaysia, China, dan Thailand.
Berbicara mengenai kualitas pendidikan, ada hal yang menarik dari potret pendidikan dasar di Indonesia. Di tengah antusiasme dan tuntutan masyarakat akan kebijakan wajib belajar 12 tahun, masyarakat dan pemerintah perlu memperhatikan posisi pendidikan dasar Indonesia di mata dunia. Berdasarkan penelitian terhadap kualitas pendidikan dasar yang dilakukan oleh Asia South Pasifik Beareu of Education dan Global Campaign for Education tahun 2005, Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di Asia Pasifik dengan capaian nilai 42 dari 100 dan memiliki nilai rata-rata E. Untuk aspek penyediaan pedidikan dasar lengkap, Indonesia mendapat nilai C (peringkat 7). Pada aspek aksi negara, Indonesia memperoleh huruf mutu F (peringkat 11). Di samping itu, aspek kualitas inputpengajar, Indonesia mendapat nilai E dan menempati peringkat paling akhir.[1] Data dari beberapa penelitian terbarupun masih menunjukkan belum adanya peningkatan peringkat kualitas pendidikan Indonesia yang berarti. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 untuk mengukur kualitas siswa kelas 2 SMP pada mata pelajaran matematika dan IPA, kemampuan siswa kelas 2 SMP di Indonesia dalam mata pelajaran matematika hanya mampu menduduki peringkat 38 dari 45 negara yang diteliti dengan nilai rata-rata 386, jauh dibawah standar international, yaitu 500[2]. Sedangkan  dalam mata pelajaran IPA, siswa kelas 2 SMP di Indonesia hanya mampu menduduki peringkat 40 dari 45 negara yang diteliti dengan nilai rata-rata 406.[3]
Sementara itu, masih berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011, studi international tentang kemampuan membaca siswa kelas 4 SD dalam Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), merilis bahwa kemampuan membaca siswa kelas 4 SD di Indonesia menempati peringkat 42 dari 45 negara dengan nilai rata-rata 428, disaat ada 33 negara lain yang berhasil melampaui standar internasional (mampu mencapai nilai lebih dari 500).[4] Rendahnya kemampuan anak-anak Indonesia dalam membaca juga ditunjukkan dengan persentase penguasaan materi anak Indonesia pada bacaan. Ternyata anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan mereka sangat sulit sekali menjawab soal-soal bentuk uraian yang memerlukan penalaran.[5] Sedangkan berdasarkan penelitian yang paling baru mengenai kualitas pendidikan di Indonesia yang dirilis oleh Programe for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 untuk meneliti kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam  matematika, IPA, dan membaca, Indonesia berada diurutan ke-64 dari 65 negara.[6]
Rendahnya kualitas pendidikan dasar di atas antara lain disebabkan oleh minimnya akses pendidikan yang dapat dijangkau oleh anak-anak Indonesia. Kesenjangan antara Indonesia Barat dan Timur pun turut menyumbang permasalahan pendidikan dasar Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia khususnya pendidikan dasar. Mengetahui hal ini, koreksi masing-masing pihak sudah barang tentu diperlukan. Sudah bukan saatnya lagi saling menyalahkan satu sama lain. Masalah ini adalah masalah bersama yang memerlukan solusi bersama. Optimalisasi penggunaan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD serta anggaran pendidikan dasar dari Dana Alokasi Khusus pun menjadi harapan yang dapat menjadi batu loncatan bagi kualitas pendidikan Indonesia ke depan. Kontrol dan partisipasi dari masyarakat serta pihak yang berkepentingan lannya diperlukan agar reformasi pendidikan Indonesia tidak hanya sedakar wacana.


Penulis
Mouliza Kristhopher Donna Sweinstani
@MoulyzaDonna / 081542965323




[1] Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta:Ar Ruzz Media Hlm. 144-148
[2] Mullis, Ina, et.al. 2012. TIMSS 2011International Results In Mathematics. Boston:TIMSS&PIRLS International Study Center. Hlm. 42-43
[3] Mullis, Ina, et.al. 2012. TIMSS 2011International Results In Science. Boston:TIMSS&PIRLS International Study Center. Hlm. 40-41
[4] Mullis, Ina, et.al. 2012.PIRLS 2011International Results In Reading. Boston:TIMSS&PIRLS International Study Center. Hlm. 38
[5] Op.cit. Rifai, Muhammad. Hlm. 149-150
[6] Ubah Pola Interaksi Sekolah dan Murid, dimuat dalam harian KOMPAS, edisi Jumat, 6 Desember 2013

Tidak ada komentar :

Posting Komentar